BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Dalam suatu
kajian dalam sosiologi ada beberapa yang harus disoroti sebagai ilmu, guna
menegetahui bagaimana tingkat perkembangan manusia, mulai dari kelahiran
samapai dia bersosialisasi dalam masyarakat. Manusia, masyarakat dan lingkungan
merupakan fokus kajian sosiologi yang dituangkan dalam kepingan tema utama
sosiologi dari masa kemasa. Mengungkap hubungan luar biasa antara keseharian
yang dijalani oleh seseorang dan perubahan serta pengaruh yang ditimbulkannya
pada masyarakat tempat dia hidup, dan bahkan kepada dunia secara global. Banyak
sekali sub kajian dan istilah dalam sosiologi yang membahas perihal tentang,
manusia, masyarakat dan lingkungan, salah satunya adalah stratifikasi sosial.
Stratifikasi
sosial menurut para ahli :
a)
Pitrim A. Sorokin: Pembeda penduduk
atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
b)
Max Webber: Penggolongan orang-orang
yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan
hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.
c)
Paul B.Horton dan Chester : Sistem
perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat
d)
Aristoteles : Pada jaman kuno di
dalam setiap negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka
yang melarat dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.
e)
Adam Smith : Masyarakat di bagi
menjadi tiga, yaitu orang-orang yang hidup dari penyewaan tanah, orang-orang
yang hidup dari upah kerja, dan orang-orang yang hidup dari keuntungan
perdagangan.
f)
Thorstein Veblen : Membagi
masyarakat dalam dua golongan yaitu golongan pekerja yang berjuang
mempertahankan hidup dan golongan yang banyak mempunyai waktu luang karena
kekayaannya.
g)
Prof. Selo Soemardjan : Pelapisan
sosial akan selalu ada selama dalam masyarakat terdapat sesuatu yang dihargai.
h)
Robert M.Z. Lawang : Pelapisan
sosial merupakan penggolongan orang-orang dalam suatu sistem sosial tertentu
secara hierarkhis menurut dimensi kekuasaan, privelese, dan prestise.
i)
Cuber : stratifikasi sosial sebagai
suatu pola yang ditempatkan diatas kategori dari hak-hak yang berbeda.
Stratifikasi
Sosial adalah pembedaan masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat atau Hirarkis,
yang wujudnya adalah kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah.Sistem pelapisan tersebut
merupakan ciri yang tetap dan umum.Soerjono Soekanto (1982) mengatakan bahwa barang
siapa yang memiliki suatu yang berharga, misalnya tanah, uang, ternak dan sebagainya
dengan jumlah yang sangat banyak dianggap oleh masyaraka berkedudukan dalam lapisan
atas. Bagi mereka yang hanya memiliki sediki tsesuatu dan berharga tersebut dianggap
tidak mempunyai kedudukan dalam masyarakat.
Oleh sebab itu,
kami kelompok tiga mengadakan penelitian untuk mengetahui bentuk-bentuk
stratifikasi sosial. Dalam hal ini,
membahas mengenai stratifikasi sosial di Desa Sindangkasih Kecamatan
Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan. Dimana pada masyarakat Sindangkasih yang hampir
seratus persen masyarakatnya adalah bermata pencaharian sebagai petani.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
hubungan antara masyarakat kelas atas dan masyarakat sederhana kelas bawah ?
2.
Bagaimana
masyarakat dapat dihargai ataupun dihormati apakah diukur dari pedidikan,
kekayaan, atau hal lain ?
3.
Apa
di dalam masyarakat sering terjadi konflik antar kelas ?
1.3
Tujuan Penelitian
1)
Untuk
mengetahui hubungan antara masyarakat kelas atas dan masyarakat sederhana kelas
bawah.
2)
Untuk
mengetahui Bagaimana masyarakat dapat dihargai ataupun dihormati apakah diukur
dari pedidikan, kekayaan, atau hal lain.
3)
Untuk
mengetahui Apakah di dalam masyarakat sering terjadi konflik antar kelas.
1.4Manfaat
Penelitian
Dengan adanya
penulisan makalah ini, penulis
berharap makalah ini bermanfaat
untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan pembacanya, juga bermanfaat bagi
masyarakat baik masyarakat dari kalangan bawah maupun bagi kalangan atas, agar
masyarakat dari kalangan atas juga tahu bagaimana bentuk stratifikasi yang ada
di Desa Sindangkasih Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan.
Sehingga terbentuk kehidupan yang harmonis tidak ada terjadi konflik antara
masyakat kelas atas dengan masyarakat kelas bawah sehingga tercipta keteraturan
sosial di dalam masyrakat Desa Sindangkasih Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten
Konawe Selatan.
BAB
II
METODE
PENELITIAN
A.
Lokasi Penelitian
Untuk
mendapatkan data yang akurat, penulis melakukan observasi langsung ke lapangan
dimana tempatnya yaitu di daerah Desa Sindangkasih Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe
Selatan pada tanggal 19 April 2015.
B.
Jenis dan Sumber Data Informasi
1.
Jenis data
Jenis data yang kami gunakan adalah
Data primer.
2.
Sumber data
Sumber data diperoleh dari responden
dengan menggunakan daftar pertanyaan atau koesioner.
C.
Teknik Atau Metode Pengumpulan Data
Untuk menunjang hasil observasi ini, penulis
menggunakan beberapa metode seperti, wawancara dan observasi.
Metode observasi adalah metode yang
dilakukan dengan terjun langsung lapangan atau objek penelitian.
Metode
wawancara adalah metode yang dilakukan dengan mengadakan wawancara.
BAB III
HASIL DAN
PEMBAHASAN
3.1 Hubungan
Antara Masyarakat Kelas Atas Dan Masyarakat Sederhana Kelas Bawah
Dilihat dari segi pekerjaan,
rata-rata penduduk Sindangkasih ini bermata pencarian sebagai Petani, seperti
berladang dan bersawah, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan ada beberapa
penduduk yang berprofesi sebagai guru maupun dosen dan ada pula yang memiliki
profesi rangkap yaitu, sebagai Guru maupun Sebagai petani. Tetapi disini tidak
hanya khusus bersawah saja, juga ada dari penduduk yang semula memiliki sawah,
menjadi beternak seperti bertenak kerbau, itik, ayam dan kambing.
Selebihnya ada juga ibu-ibu rumah tangga yang membuka usaha kecil-kecilan
didepan rumah yang disebut Lapau atau Kedai, namun ada juga barang dagangannya
yang dibawa kepasar..
Disini terdapat tingkat mata pencarian Penduduk :
-
PNS
Lapisan Atas
-
Petani sekaligus
pemilik lahan
tanah
Lapisan Menengah
-
Pegadagang /
kerajinan
tangan
Lapisan Menengah
-
Penggarap
lahan
Lapisan Bawah
Adapun
stratifikasi (pelapisan) yang terdapat di Desa Sindangkasih ini, dapat di lihat
dari segi pendidikan, pekerjaan, kepemilikan tanah, peralatan maupun dari segi
bangunan perumahan yang dimiliki oleh penduduk setempat. Menurut data yang
diperoleh dari informan yaitu Bapak Ujuk ( 75 ) menyatakan bahwa ‘’Hubungannya baik tidak
ada perbedaan antara masyarakat kaya dengan masyarakat miiskin’’ sedangkan
menurut Ibu Dedeh (44) menyatakan bahwa ‘’Hubungannya biasa-biasa saja, orang
kaya dengan orang yang tidak punya sama-sama menghargai. Pak Ilisadir (55)
berpendapat bahwa hubungannya baik, akur-akur saja, dan saling menghargai satu
sama lain antara masyarakat kelas atas dan kelas bawah. menurutIbuSyahana (55) Hubungannya
baik dan saling menghargai baik itu masyarakat kaya maupun masyarakat kaya.
3.2 Masyarakat
Dapat Dihargai Ataupun Dihormati Apakah Diukur Dari Pedidikan, Kekayaan, Atau
Hal Lain
Menurut
Pak Ujuk( 75 ), Masyarakat dapat dihargai tidak di ukur dari pendidikan ataupun
kekayaan. Jika dalam sebuah rapat desa misalnya, maka orang yang berpendidikan
dan yang memiliki kekayaan ditempatkan pada tempat yang sama. Sedangkan menurut
Ibu Dedeh dia berpendapat berbeda dengan Pak Ujuk ang dimana beliau mengatakan
bahwa masyarakat di sini dapat dihargai itu dilihat dari pendidikan ataupun
kekayaanya. Sedangkan Ibu Syahana berpendapat sama dengan Pak Ujuk yang dimana
beliau mengatakan bahwa masyarakat dapat dihargai tidak dilihat dari pendidikan
ataupun kekayaan. Sedangkan menurut Pak Ilisadir beliau mengatakan bahwa
masyarakat dapat dihargai tidak dilihat dari kekayaan ataupun kekayaan semuanya
saling menghargai.
3.3 Apakah
Di Dalam Masyarakat Sering Terjadi Konflik Antar Kelas
Pada
wawancara yang kami lakukan di Desa Sindangkasih bahwa di Desa tersebut tidak
pernah terjadi konflik antar kelas, semuanya akur-akur saja tidak pernah
terjadi konflik adapun jika terjadi konflik maka yang menyelesaikan masalah
tersebut adalah aparat desa dan jjika pemerintah desa sudah tidak bisa
menyelesaikan konflik tersebut maka pihak yang berkonflik akan diurus oleh
pihak yang berwajib (polisi), itupun konflik terjadi karena ada penduduk
pendatang yang mengacau di desa kami (Pak Ilisadir dan Ibu Syahana).
BAB IV
PENUTUP
4.1
KESIMPULAN
Dari data yang diperoleh di Desa Sindangkasih
Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan stratifikasi yang dieproleh
atau dapat dilihat dari segi pendidikan pekerjaan, kepemilikan tanah,
peralatan, maupun dari segi bangunan perumahan yang dimiliki oleh penduduk
setempat. Adapun dasar terbentuknya pelapisan sosial di Desa Sindangkasih ini
dengan adanya pencampuran dari penduduk asli dan pendatang.
4.2
SARAN
Berdasarkanproposal yang kami
buat, mungkintidaklahsemuanyasempurna.Makadariitu kami menyarankan,
kalauseandainyapenulisanisiada yang salahmohon di berikritikanatau saran kepada
kami, agar untukberikutnyabisa kami ubah.Selainitu, kami berharapsemogaapa yang
kami tulis di proposalinidapatmemberikantambahankhasanah ilmu pengetahuanbagikitasemua,
tidakhanyauntuk kami sebagaisipeneliti, tetapijugabermanfaatbagisiapasaja yang
membacanya.
1)
Seseorang yang memiliki status
diharapkan mampu berperilaku sesuai kompetensi bidangnya serta mampu
menempatkan apa yang dapat atau tidak dapat dilakukan dengan tepat sesuai
dengan peran yang bertaut dengan dirinya.
2)
Stratifikasi sosial sebaiknya
dijadikan motivasi yang kuat dan bukan menjadi halangan untuk menjadi lebih baik.
3)
Setiap orang diharapkan dapat
mengembangkan sifat optimis dalam dirinya sehingga tidak mudah mengalami
gangguan mental akibat stratifikasi sosial.
DAFTAR
PUSTAKA
Agung, Raharjo.Buku Kantong Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka
Widyatama.
Maryati, kun. 1999. Sosiologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Pujiastuti, pulline. 2007. Sosiologi. Jakarta: Grasindo.
Waluyo, bagja. 2004. Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di masyarakat.
Bandung: PT. Setia Purna Inves.
Setiadi Elly M. Dan Kolip Usman, Pengantar
Sosiologi (Jakarta: Kencana, 2011).
Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar,
Cetakan Ke Empat Puluh Empat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012).
SoekantoSoerjono, Pengantar Sosiologi, Cetakan Keempat, (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 1990).
Sunarto Kamanto. Pengantar Sosiologi. Cetakan
ketiga, (Jakarta, Penerbit fakultas Ekonomi, 2004).