Rabu, 27 Mei 2015

Laporan Praktikum Sosiologi Pedesaan

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Dalam suatu kajian dalam sosiologi ada beberapa yang harus disoroti sebagai ilmu, guna menegetahui bagaimana tingkat perkembangan manusia, mulai dari kelahiran samapai dia bersosialisasi dalam masyarakat. Manusia, masyarakat dan lingkungan merupakan fokus kajian sosiologi yang dituangkan dalam kepingan tema utama sosiologi dari masa kemasa. Mengungkap hubungan luar biasa antara keseharian yang dijalani oleh seseorang dan perubahan serta pengaruh yang ditimbulkannya pada masyarakat tempat dia hidup, dan bahkan kepada dunia secara global. Banyak sekali sub kajian dan istilah dalam sosiologi yang membahas perihal tentang, manusia, masyarakat dan lingkungan, salah satunya adalah stratifikasi sosial.
Stratifikasi sosial menurut para ahli :
a)      Pitrim A. Sorokin: Pembeda penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat.
b)      Max Webber: Penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.
c)      Paul B.Horton dan Chester : Sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat
d)     Aristoteles : Pada jaman kuno di dalam setiap negara terdapat tiga unsur, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.
e)      Adam Smith : Masyarakat di bagi menjadi tiga, yaitu orang-orang yang hidup dari penyewaan tanah, orang-orang yang hidup dari upah kerja, dan orang-orang yang hidup dari keuntungan perdagangan.
f)       Thorstein Veblen : Membagi masyarakat dalam dua golongan yaitu golongan pekerja yang berjuang mempertahankan hidup dan golongan yang banyak mempunyai waktu luang karena kekayaannya.
g)      Prof. Selo Soemardjan : Pelapisan sosial akan selalu ada selama dalam masyarakat terdapat sesuatu yang dihargai.
h)      Robert M.Z. Lawang : Pelapisan sosial merupakan penggolongan orang-orang dalam suatu sistem sosial tertentu secara hierarkhis menurut dimensi kekuasaan, privelese, dan prestise.
i)        Cuber : stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan diatas kategori dari hak-hak yang berbeda.
Stratifikasi Sosial adalah pembedaan masyarakat kedalam kelas-kelas secara bertingkat atau Hirarkis, yang wujudnya adalah kelas tinggi dan kelas yang lebih rendah.Sistem pelapisan tersebut merupakan ciri yang tetap dan umum.Soerjono Soekanto (1982) mengatakan bahwa barang siapa yang memiliki suatu yang berharga, misalnya tanah, uang, ternak dan sebagainya dengan jumlah yang sangat banyak dianggap oleh masyaraka berkedudukan dalam lapisan atas. Bagi mereka yang hanya memiliki sediki tsesuatu dan berharga tersebut dianggap tidak mempunyai kedudukan dalam masyarakat.
Oleh sebab itu, kami kelompok tiga mengadakan penelitian untuk mengetahui bentuk-bentuk stratifikasi sosial. Dalam hal ini, membahas mengenai stratifikasi sosial di Desa Sindangkasih Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan.  Dimana pada masyarakat  Sindangkasih yang hampir seratus persen masyarakatnya adalah bermata pencaharian sebagai petani.

1.2 Rumusan Masalah
1.         Bagaimana hubungan antara masyarakat kelas atas dan masyarakat sederhana kelas bawah ?
2.         Bagaimana masyarakat dapat dihargai ataupun dihormati apakah diukur dari pedidikan, kekayaan, atau hal lain ?
3.         Apa di dalam masyarakat sering terjadi konflik antar kelas ?


1.3 Tujuan Penelitian
1)      Untuk mengetahui hubungan antara masyarakat kelas atas dan masyarakat sederhana kelas bawah.
2)      Untuk mengetahui Bagaimana masyarakat dapat dihargai ataupun dihormati apakah diukur dari pedidikan, kekayaan, atau hal lain.
3)      Untuk mengetahui Apakah di dalam masyarakat sering terjadi konflik antar kelas.

1.4Manfaat Penelitian
Dengan adanya penulisan makalah ini, penulis berharap makalah ini bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan pembacanya, juga bermanfaat bagi masyarakat baik masyarakat dari kalangan bawah maupun bagi kalangan atas, agar masyarakat dari kalangan atas juga tahu bagaimana bentuk stratifikasi yang ada di Desa Sindangkasih Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan. Sehingga terbentuk kehidupan yang harmonis tidak ada terjadi konflik antara masyakat kelas atas dengan masyarakat kelas bawah sehingga tercipta keteraturan sosial di dalam masyrakat Desa Sindangkasih Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan.









BAB II
METODE PENELITIAN
A.           Lokasi Penelitian
Untuk mendapatkan data yang akurat, penulis melakukan observasi langsung ke lapangan dimana tempatnya yaitu di daerah Desa Sindangkasih Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan pada tanggal 19 April 2015.
B.            Jenis dan Sumber Data Informasi
1.             Jenis data
Jenis data yang kami gunakan adalah Data primer.
2.             Sumber data
Sumber data diperoleh dari responden dengan menggunakan daftar pertanyaan atau koesioner.
C.           Teknik Atau Metode Pengumpulan Data
Untuk menunjang hasil observasi ini, penulis menggunakan beberapa metode seperti, wawancara dan observasi.
Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan terjun langsung lapangan atau objek penelitian.
            Metode wawancara adalah metode yang dilakukan dengan mengadakan wawancara.







BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1  Hubungan Antara Masyarakat Kelas Atas Dan Masyarakat Sederhana Kelas Bawah
Dilihat dari segi pekerjaan, rata-rata penduduk Sindangkasih ini bermata pencarian sebagai Petani, seperti berladang dan bersawah, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan ada beberapa penduduk yang berprofesi sebagai guru maupun dosen dan ada pula yang memiliki profesi rangkap yaitu, sebagai Guru maupun Sebagai petani. Tetapi disini tidak hanya khusus bersawah saja, juga ada dari penduduk yang semula memiliki sawah, menjadi beternak seperti bertenak kerbau, itik, ayam dan kambing.  Selebihnya ada juga ibu-ibu rumah tangga yang membuka usaha kecil-kecilan  didepan rumah yang disebut Lapau atau Kedai, namun ada juga barang dagangannya yang dibawa kepasar..
Disini terdapat tingkat mata pencarian Penduduk :
-          PNS                                                                 Lapisan Atas
-          Petani sekaligus pemilik lahan tanah               Lapisan Menengah
-          Pegadagang / kerajinan tangan                       Lapisan Menengah
-          Penggarap lahan                                              Lapisan Bawah
Adapun stratifikasi (pelapisan) yang terdapat di Desa Sindangkasih ini, dapat di lihat dari segi pendidikan, pekerjaan, kepemilikan tanah, peralatan maupun dari segi bangunan perumahan yang dimiliki oleh penduduk setempat. Menurut data yang diperoleh dari informan yaitu Bapak Ujuk ( 75 ) menyatakan bahwa ‘’Hubungannya baik tidak ada perbedaan antara masyarakat kaya dengan masyarakat miiskin’’ sedangkan menurut Ibu Dedeh (44) menyatakan bahwa ‘’Hubungannya biasa-biasa saja, orang kaya dengan orang yang tidak punya sama-sama menghargai. Pak Ilisadir (55) berpendapat bahwa hubungannya baik, akur-akur saja, dan saling menghargai satu sama lain antara masyarakat kelas atas dan kelas bawah. menurutIbuSyahana (55) Hubungannya baik dan saling menghargai baik itu masyarakat kaya maupun masyarakat kaya.
3.2  Masyarakat Dapat Dihargai Ataupun Dihormati Apakah Diukur Dari Pedidikan, Kekayaan, Atau Hal Lain
Menurut Pak Ujuk( 75 ), Masyarakat dapat dihargai tidak di ukur dari pendidikan ataupun kekayaan. Jika dalam sebuah rapat desa misalnya, maka orang yang berpendidikan dan yang memiliki kekayaan ditempatkan pada tempat yang sama. Sedangkan menurut Ibu Dedeh dia berpendapat berbeda dengan Pak Ujuk ang dimana beliau mengatakan bahwa masyarakat di sini dapat dihargai itu dilihat dari pendidikan ataupun kekayaanya. Sedangkan Ibu Syahana berpendapat sama dengan Pak Ujuk yang dimana beliau mengatakan bahwa masyarakat dapat dihargai tidak dilihat dari pendidikan ataupun kekayaan. Sedangkan menurut Pak Ilisadir beliau mengatakan bahwa masyarakat dapat dihargai tidak dilihat dari kekayaan ataupun kekayaan semuanya saling menghargai.

3.3  Apakah Di Dalam Masyarakat Sering Terjadi Konflik Antar Kelas
Pada wawancara yang kami lakukan di Desa Sindangkasih bahwa di Desa tersebut tidak pernah terjadi konflik antar kelas, semuanya akur-akur saja tidak pernah terjadi konflik adapun jika terjadi konflik maka yang menyelesaikan masalah tersebut adalah aparat desa dan jjika pemerintah desa sudah tidak bisa menyelesaikan konflik tersebut maka pihak yang berkonflik akan diurus oleh pihak yang berwajib (polisi), itupun konflik terjadi karena ada penduduk pendatang yang mengacau di desa kami (Pak Ilisadir dan Ibu Syahana).









BAB IV
PENUTUP
4.1    KESIMPULAN
Dari data yang diperoleh di Desa Sindangkasih Kecamatan Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan stratifikasi yang dieproleh atau dapat dilihat dari segi  pendidikan pekerjaan, kepemilikan tanah, peralatan, maupun dari segi bangunan perumahan yang dimiliki oleh penduduk setempat. Adapun dasar terbentuknya pelapisan sosial di Desa Sindangkasih ini dengan adanya pencampuran dari penduduk asli dan pendatang.
4.2    SARAN
Berdasarkanproposal yang kami buat, mungkintidaklahsemuanyasempurna.Makadariitu kami menyarankan, kalauseandainyapenulisanisiada yang salahmohon di berikritikanatau saran kepada kami, agar untukberikutnyabisa kami ubah.Selainitu, kami berharapsemogaapa yang kami tulis di proposalinidapatmemberikantambahankhasanah ilmu pengetahuanbagikitasemua, tidakhanyauntuk kami sebagaisipeneliti, tetapijugabermanfaatbagisiapasaja yang membacanya.
1)        Seseorang yang memiliki status diharapkan mampu berperilaku sesuai kompetensi bidangnya serta mampu menempatkan apa yang dapat atau tidak dapat dilakukan dengan tepat sesuai dengan peran yang bertaut dengan dirinya.
2)        Stratifikasi sosial sebaiknya dijadikan motivasi yang kuat dan bukan menjadi halangan untuk menjadi lebih baik.
3)        Setiap orang diharapkan dapat mengembangkan sifat optimis dalam dirinya sehingga tidak mudah mengalami gangguan mental akibat stratifikasi sosial.






DAFTAR PUSTAKA
Agung, Raharjo.Buku Kantong Sosiologi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Maryati, kun. 1999. Sosiologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Pujiastuti, pulline. 2007. Sosiologi. Jakarta: Grasindo.

Waluyo, bagja. 2004. Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di masyarakat.
Bandung: PT. Setia Purna Inves.
Setiadi Elly M. Dan Kolip Usman, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Kencana, 2011).
Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Cetakan Ke Empat Puluh Empat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2012).
SoekantoSoerjono, Pengantar Sosiologi, Cetakan Keempat, (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 1990).
Sunarto Kamanto. Pengantar Sosiologi. Cetakan ketiga, (Jakarta, Penerbit fakultas Ekonomi, 2004).













Senin, 25 Mei 2015

definisi sosiologi



Sosiologi Politik
Definisi tentang sosiologi yang dikemukakan oleh berbagai tokoh sosiologi. Sosiologi pada dasarnya memusatkan perhatiannya pada masyarakat dan individu, karena menurut sosiologi, masyarakat sebagai tempat interaksi tindakan-tindakan individu di mana tindakan tersebut dapat mempengaruhi masyarakat. Sosiologi juga memahami tentang lembaga sosial dan kelompok sosial yang merupakan bagian dari masyarakat sebagai unit analisis sosiologi. Selain itu sosiologi juga mempelajari tentang tatanan sosial serta perubahan sosial. Politik berkaitan pelaksanaan kegiatan dan sistem politik untuk tercapainya tujuan bersama yang telah ditetapkan, dalam hal ini adanya penggunaan kekuasaan agar tujuan tersebut dapat terlaksana. Perlu untuk dipahami bahwa tujuan yang telah ditentukan tersebut merupakan tujuan publik dan bukannya tujuan individu.